Sabtu, 11 Februari 2012

Kalangan Industri Didorong Terapkan Standar Ramah Lingkungan


Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Edward Otto Kanter mengatakan, kalangan industri didorong untuk menerapkan standar ramah lingkungan di setiap lini produksi. Penerapan standar ini juga menjadi salah satu tolak ukur kemajuan suatu perusahaan.
 Komitmen untuk peduli terhadap persoalan lingkungan menjadi hal yang sangat dibutuhkan bagi dunia industri. "Seperti yang dilakukan Toyota Motor Corporation selaku prinsipal TMMIN yang terus mendorong kami agar menerapkan standar ramah lingkungan dalam setiap lini produksi," jelasnya di sela-sela penjurian Toyota Eco Youth (TEY) ke-7, di SMAN 2 Medan, Jumat (10/2). 


Edward mengatakan, dengan mendorong penerapan standar ini, pihak prinsipal berharap seluruh jajaran TMMIN memiliki kesadaran untuk perduli terhadap persoalan lingkungan. Mengambil latar belakang tersebut, TMMIN kemudian mengadakan TEY yang telah berlangsung sejak 2005. Kegiatan yang bergerak di bidang lingkungan hidup ini, telah melibatkan lebih dari 260 ribu pelajar dari 355 SMU dan SMK di seluruh Indonesia," jelas Edward yang dalam kesempatan itu didampingi Junita Budi A dari TMMIN, Kepala Sekolah SMAN 2 M Abduh Siregar, Joko Heru dari Yayasan Kirai Indonesia dan Masri Lubis selaku pembina SMAN 2 Medan.


Ia mengungkapkan, tujuan akhir dari program ini adalah menciptakan sekolah model lingkungan binaan Toyota yang menjadi rujukan bagi masyarakat yang ingin mempelajari proyek lingkungan praktis. 


Edward mengatakan, program TEY ini menjadi salah satu bentuk kepedulian kalangan industri, dalam hal ini Toyota, terhadap berbagai persoalan lingkungan. "Program TEY ini juga dilakukan di berbagai negara di mana Toyota beroperasi, dengan pola yang disesuaikan dengan kondisi di negara tersebut," tegasnya. 


Diikuti 24 Sekolah


Dijelaskan pula, TEY ke-7 ini, terdapat 24 SMA dan SMK yang menjadi peserta dan salah satunya adalah SMAN 2 Medan. Proses penjurian dilakukan dengan sangat ketat. 


Tiap peserta TEY 7 harus memenuhi kriteria penilaian yakni reduce, reuse dan recycle serta replant di sekolahnya, dan menerapkan aspek manajemen lingkungan yang meliputi sosialisasi program baik ke dalam maupun ke luar lingkungan sekolah, penerapan regulasi yang pro lingkungan di sekolah dan sebagainya. 


Kepala Sekolah SMAN 2 M Abduh Siregar mengatakan, adanya program ini sangat mendorong para siswa dan siswi untuk menambah wawasan di bidang lingkungan. Program ini juga mendorong para siswa untuk berinovasi yakni, bagaimana memanfaatkan lingkungan sekitar dengan sebaik-baiknya. 


"Seperti yang dilakukan tim TEY 7 dari SMAN 2. Di antaranya membuat lubang biopori, mengolah sampah daun menjadi kompos, membuat instalasi pengolahan air limbah, membuat selai dari kulit pisang dan masih banyak lagi," jelasnya.
Sumber : www.analisadaily.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar