Senin, 12 Desember 2011

Wow… Limbah Ikan Disulap Jadi Pakan Unggas

JAKARTA - Jika sebelumnya mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta telah menciptakan camilan berbahan dasar tulang ikan, kali ini inovasi pemanfaatan limbah ikan kembali mereka lakukan.

Di tangan sejumlah mahasiswa jurusan Perikanan UGM, limbah ikan disulap menjadi pakan ternak unggas dengan protein tinggi. Mereka adalah Cahya Adi, Dimas Yuniardi, Hario Premono, Meezan Ardhanu, dan Vikky Putri Purdiantari.

Berkat produk yang diberi nama Chicken and Duck (C&D) Cereals ini, mereka meraih juara satu dalam ajang Managemen E(x)posed National Business Plan Competition 2011. Kompetisi yang berlangsung di Jakarta belum lama ini diikuti oleh 98 tim yang berasal dari sejumlah perguruan tinggi di Indonesia.

Heri Permono mengatakan, produk ciptaan mereka merupakan inovasi baru di bidang pakan ternak, karena terbatasnya pilihan bahan baku pembuatan pakan ternak. "Menurut juri, produk kami merupakan inovasi besar terhadap industri pakan ternak dunia karena memanfaatkan limbah ikan laut sebagai pakan unggas. Selama ini kan pakan unggas hanya berasal dari jagung maupun bekatul," ujar Hario seperti dilansir dari situs UGM, Rabu (14/12/2011).

Kelebihan C&D Cereals dibandingkan produk pakan unggas lainnya, lanjut Hario, terletak pada kandungan protein yang cukup tinggi pada produk tersebut. Sementara produk pakan unggas pada umumnya hanya mengandung karbohidrat saja.

Meski memiliki kandungan protein tinggi, harga pakan unggas besutan lima sekawan ini terbilang murah jika dibandingkan dengan pakan unggas pada umumnya. "Setiap satu kilogram (kg) C&D Cereals dibanderol Rp5.500. Sedangkan pakan unggas lainnya seharga Rp7.000-Rp8.000 per kg," katanya menjelaskan.

Cahya Adi menambahkan, produk mereka disajikan dalam tiga varian dan disesuaikan dengan usia unggas. Pertama, starter yakni unggas yang masih kecil. Kemudian, grower bagi unggas yang dalam masa pertumbuhan. Sementara untuk unggas dewasa atau indukan menggunakan jenis C&D Cereals finisher.

"Masing-masing varian memang berbeda kandungan silasenya. Jenis pakan untuk usia unggas yang lebih muda akan mengandung lebih banyak silase," tuturnya.

Produk ini, lanjutnya, sangat mudah untuk dikembangkan walaupun hingga saat ini pakan unggas tersebut belum dijual secara massal. Sebab mereka masih berkonsenterasi melakukan uji produk terhadap unggas untuk mengetahui evektivitas produk tersebut terhadap pertumbuhan unggas.(rhs)

Sumber : http://kampus.okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar