Kamis, 15 Maret 2012

Satukan Cinta untuk Dunia

JAKARTA-Komunitas Svara Semesta menggelar sebuah Pagelaran Seni Peduli bertajuk ‘Satukan Cinta Untuk Dunia’ pada Minggu, 11 Maret 2012 kemarin di Bentara Budaya Bali. Menghadirkan para penggiat kesenian, baik musik, sastra maupun teater, pertunjukan ini didedikasikan sebagai wujud empati atas persoalan-persoalan kemanusiaan yang terjadi di berbagai dunia dalam kurun waktu terakhir ini.


Mengelaborasi kultur tradisi Bali yang tercermin dalam pilihan bentuk ataupun tematik keseluruhan pertunjukan, Svara Semesta menghadirkan sebuah performance art yang berangkat dari filosofis Panca Maha Bhuta, yakni lima unsur pembentuk dunia (semesta), terdiri dari api, air, tanah, angin dan angkasa. Di sisi lain, pagelaran yang berdurasi sekitar 2 jam ini juga menampilkan seni-seni kolaboratif, baik antara seni gamelan tradisi dengan instumen musik modern yang dibawakan secara menawan oleh Rio Sidik (trumpet), Riwin (acoustic guitar) serta musisi berkebangsaan Hungaria, Helga Sedli (biola). Selain itu, kelompok Bali Nihon-go Hoshuu Jugyoukou, menghadirkan seni perkusi ala Jepang, taiko, yang turut memberikan warna ritmis yang memukau pada beberapa bagian acara. Sementara pada penghujung acara, seluruh seniman bersama Konsul Negara Sahabat Jepang, Minoru Shirota, menyanyikan salah satu lagu Negeri Matahari Terbit ini, yaitu Furusato.

“Pertunjukan ini memang diniatkan sebagai wujud kepedulian terhadap bencana tsunami Jepang yang terjadi setahun lalu. Semoga dengan adanya acara-acara seni yang kolaboratif ini diharapkan dapat mempertautkan hubungan antara Jepang dengan Bali, serta Indonesia pada umumnya,” ujar Ayu Laksmi yang pada performance ini membawakan 7 lagu yang tertuang pada album terkininya, Svara Semesta.

Adapun pilihan tema yang mengangkat unsur tradisi Bali tersebut, tambah Ayu Laksmi, tidak lain ialah karena dalam ajaran filososfis tersebut terdapat nilai-nilai yang universal, yakni bahwa pada dasarnya manusia bermula dari asal yang sama. “Keyakinan tradisi Jepang pun memiliki pandangan yang serupa, di mana penciptaan dunia tidak terlepas dari kelima elemen tersebut. Bila ditarik ke tataran yang lebih luas, jelas terlihat muatan pesan yang mendalam, bahwa kita sesungguhnya tidak pernah berbeda. Kita lahir, hidup, dan tiada di tempat yang sama,” ujarnya.

“Dalam keterbukaan informasi dan komunikasi era kini, persoalan-persoalan kemanusiaan di daerah konflik maupun dalam situasi pelik apapun, tak pelak menjadi perhatian seluruh warga dunia. Beragam aksi solidaritas pun kian mengemuka, di mana dukungan akan pentingnya mempertahankan prinsip-prinsip humanisme serta rasa simpati terhadap korban bencana alam tertentu kian bermunculan, baik melalui jejaring sosial ataupun situs-situs dunia maya lainnya. Fenomena ini tentu boleh dikata juga mencerminkan bahwa kemanusiaan dapat diwujudkan dalam skala lebih luas dan tanpa batas-batas identitas bangsa manapun,” ujar Juwitta Katriana Lasut dari Bentara Budaya Bali.

Juwitta pun menambahkan, bahwa melalui pagelaran seni ‘Satukan Cinta Untuk Dunia’ Kelompok Svara Semesta yang didukung para seniman lintas bangsa dan lintas bidang berkolaborasi menghadirkan ungkapan keindahan penuh kepedulian atas masalah-masalah kemanusiaan. Kelompok Svara Semesta sebelumnya telah menggelar beragam Seni Kepedulian seperti dalam Bali For The World, Gema Perdamaian, Doa Bali untuk Indonesia, Pray For Japan hingga Bakti Sosial Penyembuhan Spiritual Indonesia.

Acara ini melibatkan seniman-seniman internasional antara lain Helga Sedli, pemusik asal Budapest, tamatan Bartok Kozervatory-Hungaria yang mahir memainkan biola dan alat-alat musik tradisi. Ia sempat berkonser di Perancis, Itali, Jerman, Swiss dan lain-lain. Tampil pula penari Jasmine Okubo (Jepang) yang telah 10 tahun menekuni seni tari Indonesia. Ia dikenal sebagai penari kontemporer yang kerap tampil di berbagai pertunjukan nasional dan internasional. Nyoman Sura (solo performance) akan mempertunjukan tari terkininya setelah pentas di berbagai festival nasional dan internasional dalam berbagai kolaborasi, antara lain di Jerman, Singapura, Tokyo, Amerika Serikat dan Zimbabwe.

Salah satu penggagas acara yang juga turut mengekspresikan karyanya adalah Ayu Laksmi, tersohor sebagai penyanyi, pencipta lagu, pemain film serta penari. Mendirikan Komunitas Svara Semesta tepat pada Hari Suci Saraswati 25 September 2010. Ia menghadirkan album Svara Semesta, yang mengeksplorasi aneka jenis musik, dari rock, jazz, keroncong hingga tradisi guna menghadirkan warna baru yang otentik dengan jati dirinya.  Pagelaran yang didukung pula oleh Cok Sawitri yang dikenal sebagai penulis, aktivis sosial, pendiri Forum Perempuan Mitra Kasih Bali, dan Kelompok Tulus Ngayah. Belum lama ini ia menerbitkan novel Tantri, Perempuan yang Bercerita (Kompas, 2011). Acara ini didukung juga oleh Rio Sidik, Riwin, Ana Anandi, serta Komunitas Teater Bali.

“Seluruh seniman yang terlibat selama ini telah mencerminkan perhatian dan dedikasinya yang mendalam tidak hanya terkait pengembangan kesenian serta kebudayaan secara luas, namun juga turut mengambil peran untuk menggaungkan pentingnya makna-makna persaudaraan dan persahabatan. Di sisi lain, terbukanya Bali sebagai wilayah yang lintas bangsa dan lintas kultur, memungkinkan hadirnya beragam gagasan universal yang mampu mendorong tumbuhnya rasa saling memiliki dan empati terhadap apa yang terjadi di dunia selama ini,” ujar Juwitta Katriana Lasut dan Putu Aryastawa dari BBB seraya menambahkan bahwa dalam bulan Maret 2012 terdapat agenda lain yang akan diselenggarakan Bentara Budaya Bali, di antaranya Diskusi Sandyakala Sastra #20 bertopik ‘Hari Raya Nyepi dalam Perspektif Sastra’, dengan pembicara Wayan Westa, sastrawan dan jurnalis. Selain itu, sebuah buku terbitan Pustaka Larasan ‘Menjadi Indonesia 1950-1965’, sebuah tinjauan kritis atas makna ke-Indonesia-an juga akan diulas pada 16 Maret 2012, menghadirkan pembicara Wayan Artika (sastrawan) dan Prof. Dr. Nyoman Darma Putra (Guru besar Universitas Udayana dan Pengamat Sastra.


Sumber : http://oase.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar