Sabtu, 17 Maret 2012

OSA,Gangguan Tidur Yang Hentikan Pernapasan

Jakarta - Istilah Obstructive Sleep Apnea (OSA) mungkin jarang dikenal oleh masyarakat. Kondisi ini mengakibatkan seseorang berhenti napas beberapa kali selama tidur. Hal ini harus mendapat penanganan serius karena dampak negatifnya yang besar bagi tubuh kita.

Dokter spesialis dari RS Medistra, Rimawati Tedjasukmana, dalam konferensi pers "Bahaya Kematian di Balik Mendengkur", di Jakarta, Kamis (15/3), mengungkapkan OSA merupakan kondisi henti napas yang terjadi berulang-ulang selama tidur. Ketika pasien mengalami OSA, jalan napas pasien tersumbat dan menghentikan napas selama beberapa detik.


Menurutnya, pasien akan berusaha keras untuk menarik napas kembali, sehingga mengakibatkan kerja jantung menjadi lebih berat. Hal ini menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi dan merusak pembuluh darah. Pembuluh darah yang rusak tersebut menarik kolesterol dan kalsium sehingga pembuluh darah menyempit.

Indikasi pasien yang mengalami OSA terlihat pada aktivitas kesehariannya antara lain, selalu mendengkur keras ketika sedang tidur, kantuk yang berlebih di siang hari, sakit kepala, mudah tersinggung, tidak dapat berkonsentrasi, kepribadian berubah, serta kerongkongan yang terasa kering saat bangun tidur.

Penderita OSA juga berpotensi besar mengalami penyakit lain seperti hipertensi, diabetes, serangan jantung dan stroke. Penelitian John Hopkins University  menyebutkan, 46% pasien dengan gangguan tidur yang berat akan berpotensi meninggal lebih dini.

Selain mengganggu kesehatan dan menurunkan produktivitas kerja, gangguan tidur juga menyebabkan badan cepat lelah dan mudah mengantuk. Beberapa kasus menunjukkan  kecelakaan besar yang terjadi akibat "mengantuk" seperti Bencana Nuklir di Chernobyl (1986), dan jatuhnya pesawat Air India yang menewaskan 158 orang (2010). Di Indonesia juga banyak kasus kecelakaan terjadi akibat pengendara yang mengantuk. [WS]
Sumber : www.blogger.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar