Selasa, 15 November 2011

RENTAN-nya menjadi TKI perempuan di luar negeri...


Uang saku Rp. 2 juta jadi tinggal Rp. 500 ribu
Disatu sisi, menjadi TKI perempuan di luar negeri memang menjanjikan kesuksesan materi. Tetapi pada sisi lain, TKI  perempuan juga sangat rentan menjadi korban dari orang-orang di sekelilingnya.

Urutannya  seperti ini :


Yang menjadi ujung tombak perekrutan para calon TKI perempuan itu adalah pekerja lapangan (PL). Merekalah yang bertugas mencari perempuan di pelosok-pelosok untuk direkrut menjadi TKI. Para PL tersebut sungguh sangan agresif karena bayaran mereka lumayan. Yakni, Rp. 2 juta per TKI. PL nanti juga menjadi penghubung antara keluarga dan pihak PJTKI.

Setelah direkrut PL, calon TKI perempuan diserahkan kepada sponsor, yakti orang yang menjadi “pengepul” sekaligus merupakan atasan sejumlah PL. Sponsorlah yang kemudian mengirim para caon TKI perempuan ke PJTKI. Di “PT” -demikian para PL dan Sponsor menyebut PJTKI- itulah ratusan TKI perempuan kemudian di training. “Yang utama soal penguasaan bahasa dan pengenalan alat elektronik, seperti vacuum cleaner. Banyak di antara TKI yang bahkan baru kali pertama melihat vacuum cleaner,” ucap Wahyu Giarto, sponsor sebuah PJTKI di Surabaya asal Tulungagung.

Pelatihan tersebut dilaksanakan di penampungan PJTKI. Lama penampungan dua hingga tiga bulan. Sekalian juga menunggu pengurusan paspor dan visa serta penyiapan kontrak kerja yang lamanya dua hingga tiga bulan. Setelah visa keluar, para calon TKI perempuan itu diberangkatkan ke luar negeri (dan diberi uang saku). Lantas mereka dijemput pihak agency (lembaga penyalur tenaga kerja di negara tujuan) serta diantarkan kepada majikan. Di negara tujuan, rata-rata langsung sudah ada kontrak kerja yang biasanya berdurasi dua tahun.

Lantas, dimana rentannya? Kerentanan pertama terjadi di tingkat PL. Rata-rata calon TKI perempuan yang akan berangkat menerima uang saku sekitar Rp. 2 juta. Uang itu biasanya diserahkan kepada calon TKI melalui PL. Kerap kali PL menyunat uang tersebut hingga tinggal Rp. 500 ribu.
Belum lagi, banyak kasus calon TKI ditipu dengan cara dimintai uang beberapa kali. Alasannya, uang itu digunakan untuk biaya administrasi dan sebagainya. Juga tak jarang para TKI terlanjur mengeluarkan uang, tetapi ternata PJTKI-nya abu-abu. Bukannya mereka berangkat, mereka malah harus tekor.

Ketika TKI perempuan berada di luar negeri, banyak juga faktor yang bisa mengakibatkannya gagal. Yang pertama, adalah faktor keluarga. Misalnya, yang dialami Ngadijah asal Tulungagung. Pada 2008, dia berangkat ke Hongkong. Suaminya kemudian minta uang dengan dalih membangun rumah. Tiap bulan setelah Ngadijah mengirim uang, sang suami mengirim foto sebuah rumah yang dibangun. Tepat dua tahun kemudian, Ngadijah pulang. Begitu pulang, Ngadijah nyaris mati kena serangan jantung. Betapa tidak, suaminya sudah kabur, sementara rumahnya masih reyot. “Foto-foto griyane tanggi (foto-foto yang dikirim itu rupanya foto rumah tetangga yang sedang dibangun, red),” kata Murni, adik Ngadijah, dengan nada geram ketika ditemui Jawa Pos sehari setelah lebaran lalu. Ngadijah langsung menggugat cerai suaminya dan awal 2011 kembali berangkat ke Hongkong.

Sementara itu, faktor kedua adalah kondisi di luar negeri. Kalau itu, sangat banyak. Mulai terseret gaya hidup mewah (beli ponsel mewah-mewah), berpacaran dengan penipu, hingga bertemu dengan majikan yang buruk. “Apalagi, perlindungan pemerintah sangat buruk disana,” kata Koordinator Gerakan Hati Indonesia Yulyani. Tak jauh-jauh, dia kemudian mencontohkan kasus pemenggalan kepala Ruyati di Arab Saudi. “Pemerintah baru tahu setelah dieksekusi,” tambahnya. (ano/c11/kum)


Berjuang untuk Zero TKI Ilegal
Sebagai salah satu procinsi penghail TKI yang besar, Pemprof Jatim bukannya tak berbuat sesuatu. Selain aturan sebrek yang dikeluarkan pemerintah pusat (diantaranya UU no.39/2004), Pemprov Jatim sudah melakukan beberapa langkah.
“Dari pointer-pointer yang disampaikan pak Gubernur, kami serius melakukan upaya pembinaan TKI yang lebih baik,” kata Wagub Jatim Saifullah Yusuf. Orang nomor dua di jajaran pemerintahan Jatim tersebut mengakui masih ada banyak masalah terhadap TKI.
Saifullah membaginya dalam tiga titik. Yakni, sebelum bekerja, selama bekerja, dan purnakerja. 
  • Sebelum bekerja, yang kerap terjadi adalah rentannya calon TKI ditipu oleh PL (perekrut), sponsor, PJTKI, hingga agency. 
  • Selama bekerja, lanjut Saifullah, ada dua hal, “Pertama, lemahnya sistem pelaporan kedatangan dan pendataan di luar negeri oleh perwakilan RI. Yang kedua, masih lemahnya monitoring oleh perwakilan RI di luar negeri. Pemerintah juga mengirim delegasi ke Kementrian Luar Negeri dan menyiapkan uang tebusan bagi delapan TKI yang bermasalah di Arab Saudi. Kalau memang ada uang tebusan, ya akan kami bantu siapkan uang tebusan tersebut,” tambahnya
  • Yang purnakerja, lebih ditekankan dari sisi teknis. Misalnya, sulitnya pencairan klaim asuransi dan hasil dari luar negeri belum bisa digunakan untuk kerja yang produktif di dalam negeri.
Selain itu, pihaknya mempunyai visi untuk meningkatkan kualitas TKI yang dikirim. Selama 2009, total ada 8.464 TKI yang dideportasi karena bermasalah. Pada tahun berikutnya, jumlahnya turun 22% atau hanya 6.691 orang di deportasi. “Kami juga memberikan bantuan uang cash Rp. 350 ribu per orang, bantuan biaya akomodasi/konsumsi, serta biaya transportasi untuk kembali ke daerah asal,” tambah mantan menteri percepatan daerah tertinggal tersebut.


Saifullah juga mengatakan bahwa Jawa Timur akan berubah menjadi pengekspor TKI yang bekerja di sektor formal, bukan informal lagi. “Maka, sejumlah pelatihan dan pembinaan di daerah-daerah yang secara tradisional menjadi kantong TKI terus ditingkatkan,” jelasnya.



Di sisi lain, Saifullah juga mengungkapkan, pemprov sudah bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk memelototi jaringan para TKI perempuan. “Kami telah menerapkan kebijakan zero TKI Ilegal. Siapapun yang memberangkatkan TKI secara ilegal pada dasarnya bisa dijerat dengan UU trafficking in person (perdagangan orang-red),” tegasnya. (ano/c7/kum).  

sumber :  Jawa Pos, 17 Oktober 2011

Hal - hal yang patut dipertimbangkan sebelum memutuskan menjadi TKI

  • Jangan mudah terprovokasi iming-iming yang menggiurkan (gaji, fasilitas, dll)
  • Siapkan bekal ketrampilan yang diperlukan
  • Usahakan memperoleh informasi dengan benar (mulai perekrutan hingga penempatan TKI di luar negeri)
  • Gunakanlah jalur resmi
  • Bila memungkinkan sebisa mungkin tetap bekerja di dalam negeri dengan berwirausaha sehingga dapat menyerap tenaga kerja bagi warga sekitar
  • Bila memungkinkan, ikutlah program pemerintah yaitu transmigrasi
Kalaupun terpaksa anda tetap memutuskan bekerja di luar negeri (menjadi TKI) maka ada baiknya anda memperhatikan Tips melamar dan bekerja di luar negeri berikut ini, sbb:

A. Mengenal Kondisi Sosial Budaya
  • Memahami kondisi alam
  • Mengenal adat istiadat dan budaya
  • Mengenal hari libur Nasional negara tujuan
B. Mengenal Kondisi Kerja
  • Lingkungan kerja
  • Waktu kerja
  • Fasilitas
C. Mengenal Perjanjian kerja
  • Manfaat perjanjian kerja
  • Hak dan kewajiban TKI
  • Hak dan kewajiban Majikan
  • Perpanjangan perjanjian kerja
D. Hal-hal lain yang perlu diketahui
  • Dokumen TKI
  • Melaporkan diri di Perwakilan RI
  • Asuransi TKI
  • Pengakhiran perjanjian sebelum waktunya
  • Larangan bagi majikan
  • Larangan bagi TKI
  • Bahaya melarikan diri dan berpindah majikan
  • Nomor telepon penting yg harus diingat
  • Penerimaan Gaji
  • Bahaya narkoba HIV/AIDS
  • Tata cara keberangkatan dan kedatangan di negara tujuan
E. Mengetahui Permasalahan dan penyelesaian
F. Kiat menjadi TKI sukses
  • tetap beribadah, bekerja dg baik, lancar komunikasi dg keluarga majikan, menjaga kesehatan dan kebersihan diri, sopan santun dan jujur, berpakaian bersih dan rapi, jangan memindahkan barang tanpa seijin majikan, meminta gaji setiap bulan dan menabung.
G. Menjaga hubungan baik dengan majikan
H. Menguatkan mental dan keimanan.

Secara  lengkap, Tips dan Trik Sebelum Bekerja, Saat Bekerja dan Setelah Bekerja diluar Negeri dapat anda baca DISINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar